Setelah Windows 3.11, Microsoft mulai memulai pengembangan
sebuah versi Windows yang berorientasi kepada pengguna yang diberi nama kode
Chicago. Chicago didesain agar mmeiliki dukungan terhadap multitasking secara
pre-emptive 32-bit seperti halnya yang terdapat di dalam OS/2 dan Windows NT,
meskipun kernel 16-bit masih terdapat di dalamnya demi alasan kompatibilitas ke
belakang. Win32 API yang pertama kali diperkenalkan pada Windows NT pun
diadopsi sebagai sebuah standar antarmuka pemrograman baru yang berbasis
32-bit, dengan kompatibilitas Win16 juga dipertahankan dengan menggunakan
sebuah teknik yang dinamakan dengan "thunking". GUI yang baru juga
dimiliki oleh sistem operasi, meskipun pada awalnya Microsoft tidak merencanakannya
sebagai bagian dari sistem operasi saat dirilis. Memang beberapa elemen
antarmuka pengguna yang dimiliki oleh Cairo dipinjam dan ditambahkan kepada
sistem operasi tersbut sebagai aspek lainnya dari versi itu (khususnya fitur
Plug and Play).
Microsoft tidak mengganti semua kode Windows menjadi 32-bit;
banyak bagian di dalamnya masih berupa 16-bit (meskipun tidak menggunakan modus
real secara langsung), demi alasan kompatibilitas ke belakang, kinerja, dan
waktu pengembangan. Hal ini dan fakta bahwa banyaknya kelemahan dalam desain
versi-versi Windows sebelumnya, membuat sistem operasi yang baru ini terganggu
efisiensi dan stabilitasnya.
Akhirnya, bagian marketing Microsoft menggunakan nama
Windows 95 sebagai nama produk bagi Chicago, saat dirilis pada tanggal 24
Agustus 1995. Microsoft memiliki dua keuntungan dari peluncuran ini: 1) adalah
mustahil bagi para konsumen untuk menjalankan Windows 95 pada sistem operasi
DOS bukan buatan Microsoft yang jauh lebih murah. 2) meskipun jejak-jejak DOS
tidaklah pernah dicabut dari sistem operasi tersebut, malahan versi tersebut
menancapkan sebuah versi DOS untuk dimuat sebagai bagian dari proses booting,
Windows 95 berjalan dengan sendirinya di dalam modus 386 Enhanced, dengan
menggunakan memori virtual dan model pengalamatan memori flat 32-bit.
Fitur-fitur itu menjadikan aplikasi Win32 untuk mengalamatkan RAM virtual
sebanyak maksimal 2 gigabyte (dengan 2 gigabyte sisanya dicadangkan untuk
sistem operasi), dan dalam teorinya mencegah aplikasi tersebut untuk mengganggu
ruangan memori yang dimiliki oleh aplikasi Win32 lainnya tanpa adanya
persetujuan dari sistem operasi. Dalam hal ini, memang fungsionalitas Windows
95 mendekati apa yang dimiliki oleh Windows NT, meskipun Windows 95/98/Me tidak
mendukung memori melebihi 512 megabyte tanpa menyunting konfigurasi sistem yang
merepotkan.
Di balik kesuksesan Microsoft, IBM terus melanjutkan pasar
OS/2, dengan memproduksi OS/2 versi 3.0 dan OS/2 Warp (versi 4.0). IBM
merespons keluhan yang diajukan oleh para konsumen mengenai kebutuhan perangkat
keras komputer yang tinggi yang diminta oleh OS/2 versi 2.0, OS/2 versi 3.0 pun
dibuat jauh lebih ramping dengan melakukan optimalisasi pada ukuran dan
kecepatan. Sebelum Windows 95 dirilis, OS/2 Warp 3.0 bahkan telah dibundel dalam
beberapa penyedia perangkat keras mayor di Jerman. Akan tetapi, dengan
dirilisnya Windows 95, OS/2 lagi-lagi kehilangan pangsa pasarnya kembali,
diambil alih oleh Windows 95.
Mungkin tidak mungkin untuk mencari tahu apa alasan mengapa
OS/2 gagal dalam mendapatkan pangsa pasar yang besar. Walaupun OS/2 terus dapat
menjalankan aplikasi Windows 3.1, sebenarnya sudah tidak ada yang kekurangan
lagi, kecuali pada sebagian kecil dari Windows API yang disebut Win32s. Tidak
seperti Windows 3.1, IBM tidak memiliki akses terhadap kode sumber Windows 95
dan tidak mau menggunakan waktu dan sumber daya yang ada untuk melakukan
emulasi terhadap Win32 API. IBM juga memperkenalkan OS/2 pada kasus Amerika
Serikat versus Microsoft, dengan menyalahkan taktik marketing pada bagian
Microsoft, tapi banyak orang mungkin setuju bahwa masalah di dalam bagian
marketing IBM lah dan dukungannya yang sangat kurang dari para pengembang
perangkat lunak yang meyebabkan kegagalan-kegagalan OS/2.
Sebelum menggantinya dengan versi Windows yang baru,
Microsoft merilis Windows 95 dalam lima versi berbeda, yakni sebagai berikut:
Windows 95 - rilis yang sebenarnya dari Windows 95
Windows 95 A - mencakup pembaruan Windows 95 Original
Service Release 1 (OSR1) yang dimasukkan secara langsung terhadap instalasi.
Windows 95 B - mencakup beberapa pembaruan mayor lainnya,
seperti halnya sistem berkas FAT32, dan Internet Explorer 3.0. Versi ini juga
dikenal dengan Windows 95 OSR2, atau banyak orang di Indonesia menyebutnya
sebagai Windows 97.
Windows 95 B USB - atau Windows 95 OSR2.1 merupakan versi
Windows 95 yang menawarkan dukungan terhadap perangkat keras berbasis bus
Universal Serial Bus/USB.
Windows 95 C - atau Windows 95 OSR2.5 mencakup semua fitur
di atas, ditambah Internet Explorer 4.0. Versi ini merupakan versi yang paling
terakhir dirilis dari seri Windows 95.
Windows 95 OSR2, OSR2.1 dan OSR2.5 tidaklah dirilis untuk
publik, akan tetapi hanya kepada OEM saja yang mau menggunakan sistem operasi
tersebut ke dalam komputer buatannya. Beberapa perusahaan OEM bahkan menjual
hard disk baru dengan sistem operasi Windows 95 OSR2 di dalamnya.
Selain fitur yang terkandung di dalam Windows 95, Microsoft
juga memperkenalkan Microsoft Plus! for Windows 95 yang mencakup beberapa fitur
tambahan yang tidak dimiliki oleh Windows 95.
No comments:
Post a Comment