Beralih
sementara ke OS/2
Selama pertengahan hingga akhir 1980an, Microsoft dan IBM
bekerja sama dalam mengembangkan sebuah sistem operasi penerus DOS, yang
disebut sebagai IBM OS/2. OS/2 dapat menggunakan semua kemampuan yang
ditawarkan oleh mikroprosesor Intel 80286 dan mampu mengakses memori hingga 16
Megabyte. OS/2 1.0 dirilis pada tahun 1987, yang memiliki fitur swapping dan
multitasking, selain tentunya mengizinkan aplikasi MS-DOS untuk berjalan di
atasnya.
OS/2 versi 1.0 hanyalah sebuah sistem operasi yang berbasis
modus teks/command line saja. OS/2 versi 1.1 yang dirilis pada tahun 1988
menawarkan antarmuka grafis, yang disebut dengan Presentation Manager (PM).
Presentation Manager ini menggunakan sistem koordinat yang sama dengan
koordinat Cartesius, berbeda dengan sistem operasi Windows dan beberapa sistem
GUI lainnya. Penggunaan sistem koordinat tersebut menyebabkan titik x,y 0,0
pada OS/2 diletakkan pada pojok kiri bawah layar, sementara pada Windows,
peletakannya pada pojok kiri atas. OS/2 versi 1.2, yang dirilis pada tahun
1989, memperkenalkan sebuah sistem berkas baru, yang disebut dengan High
Performance File System (HPFS), yang ditujukan untuk menggantikan sistem berkas
File Allocation Table (FAT).
Pada awal-awal tahun 1990an, hubungan antara Microsoft dan
IBM pun meregang akibat munculnya sebuah konflik. Hal ini dikarenakan mereka
saling bekerja sama dalam mengembangkan sistem operasi komputer pribadi
masing-masing (IBM dengan OS/2 dan Microsoft dengan Windows-nya), keduanya
memiliki akses terhadap kode masing-masing sistem operasi. Microsoft
menghendaki pengembangan lebih lanjut dari sistem operasi Windows buatannya,
sementara IBM memiliki hasrat bahwa semua pekerjaan masa depannya haruslah
dibuat berdasarkan sistem operasi OS/2. Dalam sebuah percobaan untuk mengakhiri
konflik ini, IBM dan Microsoft akhirnya setuju bahwa IBM akan mengembangkan IBM
OS/2 versi 2.0, untuk menggantikan OS/2 versi 1.3 dan Windows 3.0, sementara
Microsoft harus mengembangkan sebuah sistem operasi baru, OS/2 versi 3.0, yang
akan kemudian menggantikan OS/2 versi 2.0.
Persetujuan ini pun tidak berlangsung lama, sehingga
hubungan IBM dan Microsoft pun dihentikan. IBM akhirnya melanjutkan
pengembangan OS/2, sementara Microsoft mengganti nama sistem operasi OS/2 versi
3.0 (yang belum dirilis) menjadi Windows NT. Keduanya masih memiliki hak untuk
menggunakan teknologi OS/2 dan Windows yang sudah dibentuk sampai pemutusan
persetujuan; akan tetapi, Windows NT benar-benar ditulis sebagai sebuah sistem
operasi yang baru dan sebagian besar kode bebas dari kode IBM OS/2.
Setelah versi 1.3 dirilis untuk untuk membenarkan beberapa
masalah dalam OS/2 versi 1.x, IBM akhirnya merilis OS/2 versi 2.0 pada tahun
1992. Versi 2.0 ini menawarkan peningkatan yang signifikan, yakni sebuah GUI
berorientasi objek, yang disebut dengan Workplace Shell (WPS), yang mencakup di
dalamnya sebuah dekstop dan dianggap oleh banyak orang merupakan fitur terbaik
di dalam OS/2. Microsoft pun akhirnya "menjiplak" beberapa elemen
dari Workplace Shell pada sistem operasi Windows 95 yang dirilis tiga tahun
kemudian. Versi 2.0 juga menawarkan API yang mendukung penuh instruksi 32-bit
milik Intel 80386, sehingga menawarkan fitur multitasking yang bagus dan mampu
mengalamatkan memori hingga 4 gigabyte. Meskipun demikian, banyak hal di dalam
internal sistem masih menggunakan kode 16-bit, yang mengharuskan device driver
juga harus ditulis dengan menggunakan kode 16-bit juga, selain tentunya
beberapa hal internal lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa OS/2
kekurangan driver perangkat keras. Versi 2.0 juga mampu menjalankan aplikasi
DOS dan Windows 3.0, karena memang IBM juga masih memiliki hak untuk
menggunakan kode DOS dan Windows setelah "perceraian" hubungan antara
mereka.
Pada saat itu, memang tidak jelas siapa yang menjadi
pemenang dalam perlombaan yang disebut "Desktop Wars", akan tetapi
pada akhirnya OS/2 tidak mampu mendapatkan pangsa pasar yang cukup meskipun IBM
pada akhirnya merilis beberapa versi OS/2 yang jauh lebih hebat lagi setelah
versi 2.0 ini.
No comments:
Post a Comment